Menulis dalam media online
Media
online (online media, cyber media, media siber) adalah generasi baru
media massa (new media) setelah media cetak dan elektronik. Media online
menjadi saluran (channel) komunikasi atau publikasi karya jurnalisik online.
Media
online --yaitu media yang tersaji secara online di internet, utamanya
website/blog-- memiliki karakter tersendiri dibandingkan media lainnya.
Teknik menulis atau gaya penulisan di media online pun berbeda dengan menulis
di media ”konvensional” (media cetak), terutama dalam struktur dan format
penulisan.[1]
Karakteristik
pembaca media online berbeda dengan pembaca media cetak. Users membaca
website 25% lebih lambat daripada membaca media cetak. Users juga hanya
membaca kurang dari 28% kata-kata yang ada di tampilan layar (Paul Bradshaw). Users
kebanyakan tidak membaca kata satu persatu, namun memindainya (scanning)
tampilan situs. Perbedaan karakter users mengakibatkan adanya perbedaan
antara menulis di media konvensional dengan media online.[2
Menulis
berita untuk media online ibarat mempromosikan produk di keramaian.[3]
Paul
Bradshaw memberikan 5 tips menulis di media online. Tips tersebut adalah Brevity,
Adaptabilty, Scannability, Interactivity, Community and Communication.
Bradshaw kemudian menyingkatnya menjadi BASIC.[4]
- Brevity (Ringkas/Singkat)
Roberts Niles dalam How To Write For The Web menyebutkan
The Shorter, the Better. Menulis dalam media online memang harus
singkat. Hal ini terkait dengan daya tahan manusia yang terbatas ketika menatap
layar. Jika tulisan dalam media online terlalu panjang, maka mata akan lelah
membaca. Akibatnya users tidak akan membaca tulisan hingga selesai, atau
bahkan tidak membacanya sama sekali. Selain itu, tulisan dalam media online
harus ringkas karena menyesuaikan dengan tingkat kesibukan manusia yang tinggi.
Manusia sekarang ini hanya memiliki sedikit waktu untuk membaca media. Jadi
berita yang ringkas adalah yang mereka butuhkan.
Berikut cara-cara untuk membuat tulisan menjadi
ringkas:
a.
Hilangkan
kata-kata yang tidak penting.
b.
Usahakan
sebuah tulisan tidak lebih dari 800 kata.
c.
Jumlah kata
setiap paragraf tidak lebih dari 100 kata.
d.
One idea per paragraph.
e.
Setiap paragraph
harus jelas ide pokoknya.
f.
Tidak perlu
menambahkan latar belakang ke dalam tulisan.
g.
Tinggal
menautkan latar belakang dari berita lain ke dalam tulisan.
h.
Menulis
dengan piramida terbalik, yang terpenting di atas.
- Adaptability (Kemampuan Adaptasi)
Teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut
siapapun yang menulis di media online untuk menyesuaikan diri. Jurnalis atau
wartawan online dituntut menyajikan informasi-informasi dengan media yang
konvergen. Maksud media yang konvergen adalah jurnalis mampu
memanfaatkankan baik audio, visual, video, ke dalam tulisannya. Media yang
konvergen adalah salah satu kelebihan media online yang tidak dimiliki media
lain sehingga harus dimaksimalkan. Tidak hanya dalam konvergensi media, penulis
media online juga dituntut untuk tahu kebutuhan pembaca di tengah kebutuhan dan
referensi publik. Sehingga users/ pembaca bisa memanfaatkan
informasi-informasi yang di tulis.
- Scannability (Kemampuan untuk dipindai)
Rata-rata kunjungan users ke sebuah website
sangat singkat. Kunjungan selama 10 menit sudah dapat dikatakan cukup lama.
Rata-rata users menilai sebuah situs hanya dalam seperduapuluh detik.
Mengingat durasi yang sangat singkat, mengharuskan sebuah tulisan dalam media online
menarik dan mudah untuk dipindai.
Berikut merupakan beberapa tips supaya pembaca mudah
memindai tulisan:
a.
Headline tidak
bermakna ganda atau ambigu To the point.
b.
Hindari
tulisan yang berbelit-belit. Caranya dengan mengucapkan secara keras sebelum
menuliskannya. Manusia cenderung berbicara lebih to the point dibandingkan
ketika menulis.
c.
Menambahkan Sub
headings. Jika sebuah tulisan lebih dari 300 kata, sub headings
membantu pembaca memindai tulisan tersebut secara lebih efektif.
d.
Menambahkan Bullets
List. Penomoran atau bullet list membantu pembaca untuk lebih
memahami isi teks. Mungkin di media cetak penomoran atau bullet terlihat
jelek, tetapi di media online bullet list sangatlah membantu.
e.
Blockquotes. Tambahkan
kutipan supaya pembaca lebih nyaman dalam membaca tulisan media online.
f.
Highlight. Tandai
kata-kata penting dengan warna lain, ditebalkan, dimiringkan, digarisbawahi,
atau dengan ukuran yang berbeda.
g.
Jadikan
tulisan dalam potongan-potongan (chunks) supaya tampilan lebih menarik
dan pembaca tidak cepat bosan.
h.
Maksimalkan
penggunaan SEO (Search Engine Optimization) untuk memudahkan users
mencari tulisan di search enginge atau mesin pencari (misal google).
Caranya dengan membuat kata kunci semenarik mungkin.
i.
Hindari salah
ketik, supaya pembaca lebih cepat paham.
- Interactivity
Interactivity membuat provider
dan users menjadi lebih dekat. Sebab memungkinkan terlibat secara
lansgung. Pembaca tidak hanya membaca tetapi juga bisa terlibat secara
langsung. Adanya link yang saling menghubugkan website-website terakit
dengan tulisan. Hal ini membuat website semakin menarik. Selain itu
mendorong users untuk aktif terlibat dengan mengklik link-link
tersebut.
- Community and Conversation (Komunitas dan Komunikasi)
Kehadiran media online memberi kesempatan bagi siapa
saja untuk berkomunikasi. Hal ini membuat pembaca membentuk kelompok-kelompok
pembaca atau komunitas. Mereka bisa saling bertukar pendapat atau pemikiran
karena media online memberi kesempatan untuk saling berinteraksi. Dalam media online,
pembaca bukan hanya sekedar audiens. Selain mencipatkan grup-grup diskusi,
pembaca juga bisa memproduksi berita. Adanya media online membuat citizen
journalisme menemukan momen dan tempatnya. Siapa saja bisa menulis berita
di media online.[5]
B.
TEKNIK
MENULIS DI MEDIA ONLINE
Teknik Menulis di Media Online ini
merupakan gaya menulis online (online writing style), sebagaimana
disarankan pakar media online -antara lain Jakob Nielsen dari NN Group- berdasarkan
hasil riset terhadap perilaku user. Dipadukan dengan "hasil
pengamatan" terhadap situs berita seperti BBC, inilah lima teknik dasar
menulis di media online.[6]
1.
Alinea Pendek
Tulisan online, termasuk
di blog, hendaknya menggunakan alinea (paragraf) pendek. Idealnya, satu alinea
maksimal lima baris (five lines per paragraph). Contoh terbaik bisa
disimak situs BBC Indonesia.
2.
Jarak Antar-Alinea
Harus ada jarang
antar-alinea, menyisakan "ruang kosong" atau "ruang putih"
(white space) antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah dipindai dan
enak dibaca.
3.
Tidak Ada Indent
Tulisan online tidak
mengenal indent, tekuk/lekuk ke dalam di awal alinea, seperti gaya
naskah koran atau majalah. Ide penulisan online nomor 3 ini boleh diabaikan,
tapi jadinya "tidak lazim". Coba simak situs-situs terkemuka, adakah indent?
4.
Rata Kiri (Align Left)
Ini optional. Tapi jika
menggunakan "align justify", maka tulisan akan terkesan formal,
serius, dan kaku. Jarang sekali ada situs yang menggunakan "justify",
misalnya situs instansi pemerintah yang "terbawa suasana
formal-birokratis". Rata kiri akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable,
dan banyak menyisakan "ruang istirahat mata".
5.
Highlight
Akan lebih scannable
dan enak dibaca jika tulisan online diberi tanda-tanda khusus pada bagian
khusus, seperti ditebalkan (bold), dimiringkan (italic), diberi
warna (color), atau di-block qoute. Ini akan menjadikan naskah online
Anda "eye catching" --menarik perhatian mata user.[7]
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar