jadwal sholat

jadwal-sholatid=34

Kamis, 09 Juni 2016

makalah jurnalistik dan tv online



Menulis dalam media online

Media online (online media, cyber media, media siber) adalah generasi baru media massa (new media) setelah media cetak dan elektronik. Media online menjadi saluran (channel) komunikasi atau publikasi karya jurnalisik online.
Media online --yaitu media yang tersaji secara online di internet, utamanya website/blog-- memiliki karakter tersendiri dibandingkan media lainnya. Teknik menulis atau gaya penulisan di media online pun berbeda dengan menulis di media ”konvensional” (media cetak), terutama dalam struktur dan format penulisan.[1]
Karakteristik pembaca media online berbeda dengan pembaca media cetak. Users membaca website 25% lebih lambat daripada membaca media cetak. Users juga hanya membaca kurang dari 28% kata-kata yang ada di tampilan layar (Paul Bradshaw). Users kebanyakan tidak membaca kata satu persatu, namun memindainya (scanning) tampilan situs. Perbedaan karakter users mengakibatkan adanya perbedaan antara menulis di media konvensional dengan media online.[2


 
Menulis berita untuk media online ibarat mempromosikan produk di keramaian.[3] Paul Bradshaw memberikan 5 tips menulis di media online. Tips tersebut adalah Brevity, Adaptabilty, Scannability, Interactivity, Community and Communication. Bradshaw kemudian menyingkatnya menjadi BASIC.[4]
  1. Brevity (Ringkas/Singkat)
Roberts Niles dalam How To Write For The Web menyebutkan The Shorter, the Better. Menulis dalam media online memang harus singkat. Hal ini terkait dengan daya tahan manusia yang terbatas ketika menatap layar. Jika tulisan dalam media online terlalu panjang, maka mata akan lelah membaca. Akibatnya users tidak akan membaca tulisan hingga selesai, atau bahkan tidak membacanya sama sekali. Selain itu, tulisan dalam media online harus ringkas karena menyesuaikan dengan tingkat kesibukan manusia yang tinggi. Manusia sekarang ini hanya memiliki sedikit waktu untuk membaca media. Jadi berita yang ringkas adalah yang mereka butuhkan.
Berikut cara-cara untuk membuat tulisan menjadi ringkas:
a.       Hilangkan kata-kata yang tidak penting.
b.      Usahakan sebuah tulisan tidak lebih dari 800 kata.
c.       Jumlah kata setiap paragraf tidak lebih dari 100 kata.
d.      One idea per paragraph.
e.       Setiap paragraph harus jelas ide pokoknya.
f.       Tidak perlu menambahkan latar belakang ke dalam tulisan.
g.      Tinggal menautkan latar belakang dari berita lain ke dalam tulisan.
h.      Menulis dengan piramida terbalik, yang terpenting di atas.

  1. Adaptability (Kemampuan Adaptasi)
Teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut siapapun yang menulis di media online untuk menyesuaikan diri. Jurnalis atau wartawan online dituntut menyajikan informasi-informasi dengan media yang konvergen. Maksud media yang konverg­­­­­­­en adalah jurnalis mampu memanfaatkankan baik audio, visual, video, ke dalam tulisannya. Media yang konvergen adalah salah satu kelebihan media online yang tidak dimiliki media lain sehingga harus dimaksimalkan. Tidak hanya dalam konvergensi media, penulis media online juga dituntut untuk tahu kebutuhan pembaca di tengah kebutuhan dan referensi publik. Sehingga users/ pembaca bisa memanfaatkan informasi-informasi yang di tulis.

  1. Scannability (Kemampuan untuk dipindai)
Rata-rata kunjungan users ke sebuah website sangat singkat. Kunjungan selama 10 menit sudah dapat dikatakan cukup lama. Rata-rata users menilai sebuah situs hanya dalam seperduapuluh detik. Mengingat durasi yang sangat singkat, mengharuskan sebuah tulisan dalam media online menarik dan mudah untuk dipindai.
Berikut merupakan beberapa tips supaya pembaca mudah memindai tulisan:
a.       Headline tidak bermakna ganda atau ambigu To the point.
b.      Hindari tulisan yang berbelit-belit. Caranya dengan mengucapkan secara keras sebelum menuliskannya. Manusia cenderung berbicara lebih to the point dibandingkan ketika menulis.
c.       Menambahkan Sub headings. Jika sebuah tulisan lebih dari 300 kata, sub headings membantu pembaca memindai tulisan tersebut secara lebih efektif.
d.      Menambahkan Bullets List. Penomoran atau bullet list membantu pembaca untuk lebih memahami isi teks. Mungkin di media cetak penomoran atau bullet terlihat jelek, tetapi di media online bullet list sangatlah membantu.
e.       Blockquotes. Tambahkan kutipan supaya pembaca lebih nyaman dalam membaca tulisan media online.
f.       Highlight. Tandai kata-kata penting dengan warna lain, ditebalkan, dimiringkan, digarisbawahi, atau dengan ukuran yang berbeda.
g.      Jadikan tulisan dalam potongan-potongan (chunks) supaya tampilan lebih menarik dan pembaca tidak cepat bosan.
h.      Maksimalkan penggunaan SEO (Search Engine Optimization) untuk memudahkan users mencari tulisan di search enginge atau mesin pencari (misal google). Caranya dengan membuat kata kunci semenarik mungkin.
i.        Hindari salah ketik, supaya pembaca lebih cepat paham.


  1. Interactivity
Interactivity membuat provider dan users menjadi lebih dekat. Sebab memungkinkan terlibat secara lansgung. Pembaca tidak hanya membaca tetapi juga bisa terlibat secara langsung. Adanya link yang saling menghubugkan website-website terakit dengan tulisan. Hal ini membuat website semakin menarik. Selain itu mendorong users untuk aktif terlibat dengan mengklik link-link tersebut.
  1. Community and Conversation (Komunitas dan Komunikasi)
Kehadiran media online memberi kesempatan bagi siapa saja untuk berkomunikasi. Hal ini membuat pembaca membentuk kelompok-kelompok pembaca atau komunitas. Mereka bisa saling bertukar pendapat atau pemikiran karena media online memberi kesempatan untuk saling berinteraksi. Dalam media online, pembaca bukan hanya sekedar audiens. Selain mencipatkan grup-grup diskusi, pembaca juga bisa memproduksi berita. Adanya media online membuat citizen journalisme menemukan momen dan tempatnya. Siapa saja bisa menulis berita di media online.[5]

B.     TEKNIK MENULIS DI MEDIA ONLINE
Teknik Menulis di Media Online ini merupakan gaya menulis online (online writing style), sebagaimana disarankan pakar media online -antara lain Jakob Nielsen dari NN Group- berdasarkan hasil riset terhadap perilaku user. Dipadukan dengan "hasil pengamatan" terhadap situs berita seperti BBC, inilah lima teknik dasar menulis di media online.[6]
1.      Alinea Pendek
Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya menggunakan alinea (paragraf) pendek. Idealnya, satu alinea maksimal lima baris (five lines per paragraph). Contoh terbaik bisa disimak situs BBC Indonesia.
2.      Jarak Antar-Alinea
Harus ada jarang antar-alinea, menyisakan "ruang kosong" atau "ruang putih" (white space) antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah dipindai dan enak dibaca.
3.      Tidak Ada Indent
Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk/lekuk ke dalam di awal alinea, seperti gaya naskah koran atau majalah. Ide penulisan online nomor 3 ini boleh diabaikan, tapi jadinya "tidak lazim". Coba simak situs-situs terkemuka, adakah indent?
4.      Rata Kiri (Align Left)
Ini optional. Tapi jika menggunakan "align justify", maka tulisan akan terkesan formal, serius, dan kaku. Jarang sekali ada situs yang menggunakan "justify", misalnya situs instansi pemerintah yang "terbawa suasana formal-birokratis". Rata kiri akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable, dan banyak menyisakan "ruang istirahat mata".
5.      Highlight
Akan lebih scannable dan enak dibaca jika tulisan online diberi tanda-tanda khusus pada bagian khusus, seperti ditebalkan (bold), dimiringkan (italic), diberi warna (color), atau di-block qoute. Ini akan menjadikan naskah online Anda "eye catching" --menarik perhatian mata user.[7]





















DAFTAR KEPUSTAKAAN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar